Ekonomi

Investor Berburu Saham Emiten Perkebunan Sawit 

PT PP London Sumatera Tbk

JAKARTA- Kenaikan harga minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dalam lima hari berturut-turut ini, membuat sejumah investor tertarik membeli saham emiten dari sejumlah perkebunan kelapa sawit nasional.

Diantaranya saham emitem perkebunan kelapa sawit yang jadi primadona perburuan investor adalah saham, emiten PT PP London Sumatera Tbk (LSIP). Hal ini disebabkan, emiten perkebunan sawit ini mencatatkan peningkatan paling signifikan pada perdagangan bursa hari ini, Kamis, 4 April 2019.Harga saham LSIP melesat 9,17% ke level Rp 1.250/unit dengan total transaksi mencapai Rp 51,89 miliar.

Selain LSIP, harga saham PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) juga naik 5,39% ke harga Rp 176/unit, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 4,2% menjadi Rp 12.400/unit.

Kemudian harga saham PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) juga tumbuh 3,98% ke level Rp 915/unit, serta harga saham PT Salim Ivomas Tbk (SIMP) naik tipis 0,89% ke harga Rp 454/unit.

Sedangkan harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini, dilaporkan CNBCIndonesia, hingga pukul 17:30 WIB, harga CPO kontrak Juni di Bursa Derivatives Malayasia Exchange naik 1,38% menyentuh posisi MYR 2.205/ton, di mana nilai ini merupakan perolehan tertinggi semenjak 26 Februari 2018.

Pelaku pasar, sepertinya menaruh harapan akan pertumbuhan positif sektor sawit karena persediaan CPO Malaysia berpotensi berkurang.

"Pasar [minyak sawit] disokong oleh perkiraan awal yang bullish bahwa stok [minyak sawit] Malaysia berpotensi berkurang," ujar pelaku pasar yang berbasis di Kuala Lumpur, mengutip Reuters.

Pasalnya, pada 2018, penyebab utama anjloknya harga minyak sawit dunia adalah kelebihan pasokan, terutama pasokan dari Malaysia.

Bagaimana tidak, berdasarkan data dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB), stok minyak sawit Malaysia pada akhir 2018 mencapai 3,21 juta ton yang merupakan paling tinggi sejak 2 dekade silam. 

Sudah tentu stok yang meningkat akan membuat keseimbangan fundamental (pasokan-permintaan) di pasar akan semakin timpang, sehingga harga terus tertekan.

Lebih lanjut, penguatan harga CPO juga didorong oleh trend kenaikan pada minyak kedelai. Pasalnya kedua minyak nabati bersaing ketat karena keduanya saling menggantikan (substitusi).

Harga minyak kedelai meningkat di tengah ekspektasi perkembangan positif atas dialog dagang antara AS-China. Jika kesepakatan tercapai dalam waktu dekat, maka China akan kembali meningkatkan permintaannya atas produk kedelai AS. Melansir Reuters, harga minyak kedelai kontrak Mei di Dalian Commodity Exchange naik 0,8%.(rdh)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar